NILAS BEDHAYA SIRBUDHIRAHSA merupakan tradisi masyarakat Desa Gamel dan Sarabau atau masyarakat Tlatah Sarah Bahu dalam mengingat dua peristiwa besar yang berkaitan dengan Masjid Kuno Gamel.
- Pendirian Masjid, peristiwa ini tercatat dalam Sloka Duku Maja yang bertuliskan dengan huruf Pagon dan Rikasara (Aksara Tlatah Sarah Bahu), yang menceritakan pendirian Masjid Sirbudhirahsa oleh Syaikh Sulaiman Bagdadi/Syaikh Semuningaran yang dikenal dengan sebutan Sanghyang Semar, yang diperkirakan pada Tahun 510 H atau menurut kepercayaan masyarakat dibangun pada tahun 1111 Masehi.
- Pembuatan Atap, pembuatan atap masjid merupakan hadiah dari Sulthan Cirebon menurut tutur orang tua adalah sulthan kanoman pertama. Peristiwa ini terdapat dalam prasasti Saka Blandar Masjid Kuno Gamel, yaitu: (Blandar Selatan) "MAR HADI NGAWAS, ANGMUNG NGEWALEN, 5261" & "DINA HAHAD JUMADIL KAKIR, TAHUD JIM HAHIR, 82" (Secara langsung Sulthan Mengawasi, Hanya Membuat Atap, 1625) dan (Hari Minggu bulan Jumadil Akhir Tahun Jim Akhir tanggal 28). (Saka Blandar Utara) "BENGIYE MADEPIS HADI NATA WALAN, RUGABA BAHANA SINAGASA KUWASAN HULIHI" (Pada Malam Harinya Berkumpul menjelaskan secara rinci oleh Sulthan bagaimana cara membuat atap, Sebagai Ucapan terima kasih yang tulus karena rasa bahagia atas segala sumbangsi Buyut Gamel yang telah mengembalikan Singgasana dan Kekuasaannya).
Rugaba Bahana Sinagasa Kuwasan Hulihi
Angmung Ngewalen
5261
Tahud Jam Hakir, 82
Dari dua peristiwa diatas tersebut maka masyarakat Tlatah Sarah Bahu setiap tahun mengadakan acara Sebah Sinariyan yaitu acara penyambutan kedatangan sulthan kanoman berkunjung ke tlatah Sarah Bahu yaitu pada malam 28 Jumadilakir. Kigiatan Sebah Sinariyan menurut catatan Sloka Klaras Sengkle dilaksanakan sampai tahun 1807, setelah tahun tersebut karena kondisi kesulthanan yang sangat terbelengguh oleh penjajah tidak dilaksanakan kembali. Dan pada Tahun 2016 diprakarsahi oleh keturunan ke 19 dari Buyut Gamel yaitu Pangeran Anom tradisi Sebah Sinariyan dihidupkan kemabali dengan nama KIRAB AGUNG NILAS BEDHAYA SIRBUDHIRAHSA.
Dalam Kirab Agung Nilas Bedhaya Sirbudhirahsa yang dilaksanakan selama 8 hari berturut turut ini (malam 21 - malam 28 Jumadilakir) terdapat kegiatan sebagai berikut:
PRA NILAS BEDHAYA
- Pangrehyang Purwa: Yaitu kegiatan urun rembug para sesepuh dan toko masyarakat Desa Gamel & Desa Sarabau menentukan waktu dan bentuk kegiatan serta Panitia Nilas. Kegiatan ini dilaksanakan 4 atau 3 bulan sebelum dilaksanakan Nilas Bedhaya Sirbudhirahsa.
- Pangrehyong Bawan: yaitu kegiatan urun rembug membicarakan tentang pelaksanaan dipimpin oleh panitia inti kegiatan, memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan, biaya yang diperlukan, serta pemberian mandat kepada orang orang yang menjadi penanggung jawab merekrut serta menyelenggarakan salah satu kegiatan dalam Nilas yang disebut "Pamangkuh", contoh Pamangkuh Banyu Tirta adalah orang yang bertanggung jawab mencari para pemuda untuk dalam kegiatan Pinadosan Banyu dan Kawin Banyu Tirta Wening Parapara, dsb.
- Pangrehyang Sapanumpengan: yaitu urun rembug mematangkan kegiatan Nilas Bedhaya Sirbudhirahsa serta memberikan amanah untuk ziarah kebeberapa makom buyut seprti; Buyut Dukumaja, Buyut Asup, Buyut Nyimas Ja-Gung, Buyut Nawa Renteng (Kebon Branti), Damar Wulan, Raden Sayid Iman (Pengaringan), Buyut Kibekel Wasih. Dan persiapan malam Pangrehyang Manimpunan yaitu mengamanatkan setiap RT menyediakan tumpeng dan bekakak. Kegiatan ini dilaksanakan 2 atau 1 minggu sebelum pelaksanaan Pangrehyang Manimpunan.
- Pangrehyang Rehyong Manimpunan: yaitu menandakan kegiatan Nilas Bedhaya Sirbudhirahsa akan dilaksanakan pada 3 atau 1 hari lagi. Kegiatan ini berisi pembacaan Tahlil Ratib Agung Panuratrahsa dan dilanjutkan Makan Bersama yang beralaskan daun pisang memanjang. Dan pemberian jubah kepada Jubah kepada Ketua DKM sebagai simbol siap melaksanakan Nilas Bedhaya Sirbudhirahsa.
- Panadosan Banyu Tirtawening Parapara: yaitu kegiatan pengambilan Air dari 5 mata air yang berada di tapal batas Desa (Duku Majo, Kegipes, Kebon Branti, Margi Waringin, Damar Wulan) oleh 11 orang setiap Sumur. Kegiatan ini dilaksanakan selepas ashar.
- Kawin Banyu Tirtawening Parapara: yaitu kegiatan pengambilan air dari 2 Mata air oleh Pamangkuh Panatagari (Kepala Desa). Sumur Balai Desa Gamel dan Sumur Buyut Asup. Kegiatan ini dilaksanakan sehabis Isya'.
- Payung Kencana Agung: yaitu kegiatan mengaji oleh 21 Santri asli putra Gamel Sarabau, setiap santri mengkhotmilkan surat Al Baqoroh satu malam selama 7 malam berturut-turut yang dilakukan selepas Isya' di dalam Masjid Kuno Sirbudhirahsa Gamel. Hal ini berdasarkan cerita jika Syekh Sulaiman Bagdadi akan membuka lahan untuk membuat masjid dengan membaca Surat Albaqoroh 21x/malam selama 41 hari.
- Luwesaron: yaitu pageran tabuh renteng/Brai yang merupakan seni asli tlatah Sarah Bahu, sejak malam ke 3 hingga pelal.
- Ngaras Kilasara: Urun rembug panitia menentukan sesepuh siapa saja yang diundang untuk acara Kilasara Laras. Kegiatan ini di lakukan pada malam ke 4.
- Kilasara Laras: yaitu kegiatan urun rembug para pinisepuh untuk menyamakan persepsi sejarah yang akan dibacakan di malam pelal "Madepis Hadi Nata". Kegiatan ini dilaksanakn pada malam ke 6.
- Nyawat Parapara: yaitu kegiatan kepemudaan yang berbentuk atraksi yang dilakukan oleh para pemuda dalam mengisi malam Nilas Bedhaya. Kegiatan ini dilakukan dari malam ke 5 - 7.
- Sepetakiran: yaitu kegiatan pengambilan sumbangsi masyarakat oleh paniti/pemuda yang berbentuk Takir berisi Beras, Petek, Telor Mentah dan Matan (Uang) yang ditarau di depan Pintu. Panitia hanya mengambil pada rumah yang di depan pintunya ada takir, tanpa mengetuk pintu dan meminta. Setelah dikumpulkan maka diserahkan ke RT/RW blok masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan selepas Ashar pada hari ke 6.
- Sebah Sinariyan: yaitu kegiatan menyerahkan hasil Sepetakiran oleh RW beserta Seluruh RT juga masyarakat sehingga berjumlah minimal 11 orang ke panitia di Masjid Kuno Gamel. Kegiatan ini dilaksanakn pada malam ke 7.
- Mamayuh Talatah: Memasang dan menghias sepanjang jalan dengan umbul umbul dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan pada pagi hari ke 7.
- Kirab Komala Agung: yaitu kegiatan menjemputan dan mengarak Sulthan dari Waru Agung ke Telatah Sarah Bahu. Kegiatan ini dilakakukan selepas Ashar pada hari ke 7.
- Tarkib Ngeran: yaitu penjemputan sulthan dari Rumah Singgah (Makom Pangkrasag) ke Masjid untuk sholat Isya' berjamaah. Setelah solat dilanjut pembacaan Tahlil Ratib Agung Panuratrahsa.
- Madhepis Hadi Nata: yaitu sambutan dari Sulthan dan membacaan sejarah Talatah Sarah Bahu.
- Tumpangsari Godong Jati: Makan bersama baik muspika, Sulthan, Pilih Sepuh dan masyarakat umum dengan menu Nasi Putih, Sambal, Petek, Dadar yang dibungkus Daun Jati.
0 komentar:
Posting Komentar