This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 30 Maret 2019

TEATER GUGURNYA KI BAGUS RANGIN (KALPARIKSA LEBON PEPETENG)


KALPARIKSA LEBON PEPETENG
(GUGURNYA KI BAGUS RANGIN)

Kalparikasa Lebon Pepeteng kalimat yang diambil dari Sloka Kalpariksa dengan kalimat “Kalpariksa Jatining Cerbon Lebon Pepeteng” yang berarti Sejarah (Pohon Kehidupan) Cirebon mesuk ke jaman kegelapan. Diawali oleh dengan datangnya Bangsa Belanda (VoC) dengan menyebarkan Candu/Madat namun kuatnya pengaruh Agama/Ulamah  Hakim Kesulthanan upaya VoC gagal tidak seperti di Daerah Jawa. Maka Belanda/VoC melakukan propaganda yang dikenal dengan “Genosidasara”:
1.      Pemusnahan Arsip/Catatan Sejarah/Perpustakaan Kesulthanan  dan menulis ulang sejarah Tahun 1660  – 1690 (Kitab Pustaka)  dan 1705 – 1725 (Kitab Purwaka)
2.      Mengganti Aksara Asli Cirebon (Aksara Rikasara)
3.      Membelah kesulthanan Cirebon menjadi 2 Keraton (Pusat Kekuasaan). Keraton Kanoman (Karta Wijaya) dan Keraton Kesepuhan (Marta Wijaya) serta  tetap  kendali VOC lewat  Wangsa  Kerta (Nassiruddien).
4.      Menjalankan System Oversees
Dengan tipu muslihatnya sejarah Cirebon diubah dan jati diri Cirebon dihilangkan, para Sarjana dipaksa mengganti Babad dan Aksara, dengan dibentuknya Jaksa Pepitu. Propaganda disegala bidang, Dewan  Pertimbangan kesulthanan yang dipegang para ulama di singkirkan.  Penderitaan rakyat Cirebon kian menjadi saat tanah-tanah kesulthanan dikendalikan oleh VoC dan mempensiunkan/menghilangkan kekuasaan sulthan hanya sebagai pembantu VoC (System Oversees). Kelaparan dimana-mana hingga memicu pemberontkan para laskar santri yang dipimpin oleh Ki Bagus Rangin. Bagus dalam tataran bahasa Cirebon Berarti  Anak seoarang Ulama. Silsilah Bagus Rangin sendiri masih keturunan Pangeran Adipati Panengah yang dari Trah Kanoman. Tepatnya Cucuh dari Pangeran Adipati Panengah  yang menikah dengan anak ulamah Majalengka.
Ki Bagus Rangin memimpin pergerakan dengan nama “Klebet Waring”, dukungan dari para santri dan rakyat serta dukungan tersembunyi dari Keraton Kanoman membuat pergerakan belanda sangat terganggu. Pengejaran dan perburuan Ki Bagus Rangin sangat gencar. Segala cara dilakukan, hingga pada tahun 1812 dengan ancaman akan membumi hanguskan keraton Nagari Grage Voc memaksa  Ki Bagus Rangin menyerahkan diri. Berkat bantuan Pangeran Udaka Kasepuhan,  Ki Bagus Rangin dapat tertangkap dan dijatuhi hukuman mati. Ki Bagus Rangin di adili di sebuah alun-alun (desa karangsembung majalengka) di hadapan Rakyat, dieksekusi dengan cara kepala Ki Bagus Rangin di Hantam Bongkahan Batu.


Adegan 0 :
a.      Seorang berwajah Kerbau Bule menyobek Simbol Kesulthanan Cirebon menjadi 2 lalu mengepalnya. Dia tertawa, di susul triakan entah dari mana asalnya erangan kesikitan.

Denting-denting suara besi teratuk batu membuka menyadarkan akan waktu silam
Waktu yang begitu kelam
(Suara menggema: Kalpariksa Lebon Pepeteng)
Masa Genosida Jati diri dan Aksara Cirebon

Denting  terus bertalu, walau seakan menjauh....


Adegan 1:
a.      Seorang masuk memakai Topeng tanpa wajah (Kertas Hitam polos) dan hanya bercela pendek
b.      Merangkak, menggelepar dan merintih kelaparan


Adegan 2:
a.      Masuk seorang berwajah Kebo Bule
b.      Menyalakan dupa lalu menebar-nebarkan kesetiap sudut asapnya (Madat/Candu), namun seberapa lama dia mencampakan dupa itu ke tanah dan menginjaknya dengan marah.
c.       Dia mondar-madir bingung mencari ide dan merasa bingung.
d.      Dia melihat kursi yang ada tumpukan bukunya, mendekati dan memandang buku itu.
e.      Mengambil satu buku bertuliskan Rikasara (Aksara Cirebon) memandang sejenak dan tersenyum picik lalu menyobeknya.
f.        Mengambil satu lagi buku bertulis Sejarah Kesulthanan memandang sejenak dan sambil tertawa bangga menyobek-nyobeknya
g.      Suara dentingan kian bertalu dan kian hilang.....

Adegan3:
a.      Masuk (duduk di kursi)  seorang yang tidak memiliki wajah, berdiri menunduk begitu malu. Lirih penuh kesedihan berkata “Mana wajahku”
b.      Denting tiba-tiba kian bertalu kencang
c.       Masuk seorang pemuda berselempang sarung dan ikat lusuh. Dengan terengal-engal memungut sobekan-sobekan buku, dihimpun dalam kain.  Hingga ia bersimpuh menahan marah, dia membentangkan sobekan kertas itu menjadi panji Klebet Waring sambari berteriak kencang “aaaahhhhhh” (meluapkan kemarahan dan berontak dari ketidak berdayaan).
d.      Pemuda itu bangkit dan mengikatkan Waring di sebatang bamboo kuning, dan mengikatkan ikat serta sarung. Lalu berdiri memegang panji dan pedang  Kita.. kita... kita yang harus mengeluarkan Pohon ini dari kegelapan


Adegan 4:
a.      Denting itu kian kencang bersautan dengan takbir dan suara besi beradu.
b.      Bagus Rangin masuk kian tertunduk hingga terduduk. Suara denting itu kian sayup-sayup dan hening.
c.       Muncul di belakang Bagus rangin Berwaja Kerbau, mengikat leher Bagus rangin menyeretnya hingga  terlentang.
d.      Wajah Kerbau mengambil batu dan menghantamkannya ke kepala Bagus Rangin. Terdengar sayup gema “La ilaha illalloh” (seperti azan yang sedih)
e.      Sosok Putih berjonkok di sampingnya (ruh kibagus rangin) lalu membacakan Puisi “Kematianku”

Inilah Kematianku
Pecah
Batok Kepalaku
Otakku Lantak Berhamburan
Muncrat ke tanah kering
.......
Pada Kalian...
Pungut Ceceran Opolo-ku
Tegakan Pohon Jati itu
Tulis Rikasara-mu
.........
Inilah Kematian-ku
Bukan akhir Perjuangan-mu
Kibarkan “Klebet Waring-mu




Dipentaskan
Oleh Sanggar Seni Witana 67 SMK Negeri 1 Gunungjati
Lomba Festival Literasi Sekolah MGMP Seni Budaya Se Kabupaten Cirebon 
di SMK Negeri 1 Kedawung